Suksesi kepemimpinan selalu menjadi pembicaraan yang hangat di Republik
ini, sekalipun Pemilu 2014 masih kurang lebih 3 tahun lagi, namun
pembicaraan tentang Calon Presiden pengganti Presiden SBY sudah hangat
dibicarakan.
Lihat saja partai politik sudah sangat sibuk mengeluarkan Jagoannya
masing-masing, Partai Golkar sudah terang-terangan menyebutkan kalau
Aburizal Bakrie yang ingin di sapa sebagai ARB, sebagai calon
presidennya, sementara partai lain masih tersipu malu untuk membicarakan
calon presidennya.
Memilih seorang pemimpin memang tidaklah mudah, apalagi seorang pemimpin
yang betul-betul amanah. Karena seorang pemimpin yang amanah adalah
seorang pemimpin yang terpilih sepenuhnya karena memang rakyat yang
menginginkannya, bukanlah karena sebuah rekayasa dan keinginan partai
politik yang mencalonkannya.
Seperti yang pernah diingatkan Rasulullah, bahwa pemimpin yang baik dan
adil akan menjadi salah satu dari 7 golongan yang akan mendapat naungan
dan perlindungan Allah di hari kiamat nanti (HR Bukhari), dan sebaliknya
pemimpin yang kejam dan tidak amanah, merupakan salah satu dari 3
kelompok yang kategorikan sebagai penyakit kronis agama (HR Daelamy),
yang hanya akan membawa kemadharatan dan kesengsaraan bagi agama dan
masyarakat.
Adalah kewajiban kita sebagai masyarakat memilih pemimpin yang baik dan
juga amanah, agar di kemudian hari pemimpin yang terpilih adalah
betul-betul pemimpin yang memenuhi harapan kita semua, dan kita bisa
menerima semua kelebihan maupun kekuarangannya. Ada beberapa kriteria
pemimpin yang baik dalam pengertian universal, seperti yang pernah saya
baca dalam sebuah artikel salah satu blog, seperti yang tertera dibawah
ini :
Ciri Pemimpin yang Baik.
Ada beberapa ciri pemimpin yang baik, yang akan berhasil dalam kepemimpinannya.
*Senantiasa bersikap adil dan menjunjung tinggi kebenaran. Begitu
pentingnya masalah ini sampai-sampai Rasulullah menyatakan sejamnya
keadilan pemimpin jauh lebih baik dibandingkan dengan seribu rakaat
shalat sunnah (al-hadits). Pemimpin yang adil, disamping ilmunya para
ulama, kepemurahannya kaum kaya, dan doanya kaum dhuafa akan menjadi
pilar utama.
*Senantiasa menjadi pengayom dan pembela masyarakat, sehingga masyarakat
merasa aman dan terlindungi. Kehidupan menjadi tenteram dan bahagia.
Kebijakan yang dikeluarkan pun tidak akan menjadi kebijakan yang
merugikan rakyat. Ketika terjadi konflik antara kepentingan rakyat
kecil, maka ia akan lebih memilih untuk membela kepentingan rakyat
kecil.
*Berpihak dan berorientasi pada kesejahteraan rakyat. Khalifah Umar bin
Khattab radhiyallahu ‘anhu adalah contoh pemimpin yang selalu berpatroli
setiap malam, memastikan bahwa rakyatnya tidak ada yang kelaparan.
Demikian pula dengan khalifah Umar bin Abdul Azis, yang mampu
mengentaskan kemiskinan melalui instrumen zakat, hanya dalam waktu
kurang dari 2 tahun. Inilah model kepemimpinan yang selalu didambakan
kehadirannya oleh seluruh masyarakat kapan dan dimanapun, termasuk
Negara yang kita cintai ini. Mudah-mudahan melalui pemimpin yang
demikianlah, Indonesia akan menjadi bangsa yang lebih baik dan
sejahtera.
Semoga saja artikel ini bisa bermanfaat dan menjadi referensi untuk
melihat bagaimana sosok pemimpin yang baik dan sesuai dengan harapan itu
sesungguhnya.
No comments:
Post a Comment