Sempet belajar Peta Pikiran (Mind Map) pada saat Prajabatan, seru juga ternyata pada saat Widyaiswara membentuk kelompok untuk membuat Peta Pikiran per Kelompok, pada waktu itu kelompok saya termasuk kelompok yang paling berbeda membuatnya, saya yang mengusulkan untuk membuat peta pikiran yang sederhana tidak digambarkan sebagaimana mestinya tetapi digambarkan dengan berbentuk bagan struktur, karena yang ada di pikiran saya waktu itu adalah bukan dari gambarnya yang unik dan menarik tetapi lebih kepada tujuan dan langkah-langkah yang akan diambil untuk mencapai suatu tujuan/keputusan yang terbaik. Otak
manusia bekerja dengan pola tertentu. Ada semacam peta yang bekerja
untuk membuat interkoneksi di seluruh tubuh kita. Interkoneksi tersebut
saling memberi dan menerima. Dengan demikian, manusia dapat melakukan
seluruh pekerjaannya dengan baik. Bila otak tak mampu melakukan itu
semua, maka koordinasi dalam tubuh kita akan menjadi kacau. Akibatnya,
kita tak mampu menyelesaikan seluruh kegiatan dengan baik.
Demikian
pula bila kita ingin melakukan pekerjaan sehari-hari dengan baik, maka
kita harus membuat sebuah sistem koordinasi dengan baik. Salah satu cara
yang populer untuk membuat sistem koordinasi tersebut adalah dengan
peta pikiran atau Mind Map. Dengan peta pikiran, kita dapat menyusun sebuah rencana kegiatan dengan sebaik-baiknya. Dengan peta pikiran ini, manusia akan mampu melaksanakan kegiatannya secara baik.
Seorang
guru harus tahu tentang peta pikiran ini. Gunanya adalah untuk
merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan belajar mengajar dengan
baik. Dengan peta pikiran pula, guru dapat menyiapkan diri secara
maksimal ketika akan memberikan pelajaran. Dan yang terpenting, guru
akan terbantu dalam menjelaskan sebuah materi pelajaran secara mudah,
jelas, dan efektif.
Bagi
yang belum terbiasa, membuat peta pikiran akan lebih sulit. Tapi,
apabila dipelajari maka akan mudah dilakukan. Belajar membuat peta
pikiran tak sesulit yang dibayangkan. Kalau
melihatnya, terasa sulit, tetapi bila kita memperlajarinya akan sangat
mudah. Hanya butuh waktu beberapa menit, kegiatan membuat peta pikiran
pasti akan bisa. Apapun yang akan kita lakukan dalam proses belajar
mengajar, peta pikiran akan membantu kita merencanakan dan
mengkoordinasikannya secara baik.
Belajar
fisika, matematika, sejarah, olah raga, kesenian, dan lain-lain, akan
lebih mudah diberikan apabila seorang guru memiliki peta pikiran yang
telah disusun secara baik. Konsep-konsep pelajaran yang demikian banyak
akan lebih mudah untuk dijelaskan ketika guru menggunakan peta pikiran.
Pelajaran sejarah yang demikian rinci, akan lebih ringkas dengan
menggunakan peta pikiran, walaupun penjelasan yang bisa berikan sangat
banyak.
Begitulah,
peta pikiran akan memberikan kemudahan bagi guru dalam memberikan
pelajaran kepada para siswanya. Siswapun akan lebih mudah dalam menerima
pelajaran yang diberikan oleh gurunya. Jadi, peta pikiran ini juga
harus dipahami oleh para siswa. Guru juga harus mengajarkan siswanya
bagaimana membuat peta pikiran. Siswa yang mampu membuat peta pikiran
dengan baik dapat dipastikan akan lebih mudah memahami pelajaran
dibandingkan dengan siswa yang tak mampu membuatnya lebih baik. Tugas
gurulah untuk mengajarkan kepada para siswanya bagaimana membuat peta
pikiran secara lebih baik.
Menurut Tony Buzan, untuk membuat peta pikiran (Mind Map) diperlukan tujuh langkah. Langkah-langkah tersebut adalah :
1. Mulai
dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya diletakkan
mendatar. Mengapa? Karena memulai dari tengah memberi kebebasan kepada
otak untuk menyebar ke segala arah dan untuk mengungkapkan dirinya
dengan lebih bebas dan alami.
2. Gunakan
gambar atau foto untuk ide sentral anda. Mengapa? Karena sebuah gambar
bermakna seribu kata dan membantu kita menggunakan imajinasi. Sebuah
gambar sentral akan lebih menarik, membuat kita tetap fokus, membantu
kita berkonsentrasi dan mengaktifkan otak kita.
3. Gunakan warna. Mengapa? Karena
bagi otak, warna sama menariknya dengan gambar. Warna membuat Mind Map
atau peta pikiran kita lebih hidup, menambah energi kepada pemikiran
kreativ, dan menyenangkan.
4. Hubungkan
cabang-cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan cabang-cabang tingkat
dua dan tiga ke tingkat satu dan dua, dan seterusnya. Mengapa? Karena
otak bekerja menurut asosiasi. Otak senang mengaitkan dua (atau tiga,
atau empat) hal sekaligus. Bila kita menghubungkan cabang-cabang, kita
akan lebih mudah mengerti dan mengingat. Penghubungan cabang-cabang
utama akan menciptakan dan menetapkan struktur dasar atau arsitektur
pikiran kita. Ini serupa dengan cara pohon mengaitkan cabang-cabangnya
yang menyebar dari batang utama. Jika ada celah-celah kecil di antara
batang sentral dengan cabang-cabang utamanya atau di antara
cabang-cabang utama dengan cabang dan ranting yangg lebih kecil, alam
tidak akan bekerja dengan baik! Tanpa hubungan dengan mind map anda,
segala sesuatu (terutama ingatan dan pembelajaran) akan berantakan. Jadi
buat hubungan!
5. Buatlah
garis hubung yang melengkung, bukan garis lurus. Mengapa? Karena garis
lurus akan membosankan otak. Cabang-cabang yang melengkung dan organis,
seperti cabang-cabang pohon, jauh lebih menarik bagi mata.
6. Gunakan
satu kata kunci untuk setiap garis. Mengapa? Karena kata kunci tunggal
memberi lebih banyak daya dan fleksibelitas kepada mind map. Setiap kata
tunggal atau gambar adalah seperti pengganda, menghasilkan sederet
asosiasi dan hubungannya sendiri. Bila kita menggunakan kata tunggal,
setiap kata ini akan lebih bebas dan karenanya lebih bisa memicu ide dan
pikiran baru. Kalimat atau ungkapan cenderung menghambat efek pemicu
ini. Mind map yang memiliki lebih banyak kata kunci seperti tangan yang
semua sendi jarinya bekerja. Mind map yang memiliki kalimat atau
ungkapan adalah seperti tangan yang semua jarinya diikat oleh belat
kaku.
7. Gunakan
gambar. Mengapa? Karena seperti gambar sentral, setiap gambar bermakna
seribu kata. Jadi bila kita hanya mempunyai 10 gambar di dalam mind map,
mind map kita sudah setara dengan 10.000 kata catatan!
No comments:
Post a Comment